SEMARANG, suaramerdeka.com - Pemerintah terkesan ragu-ragu akan keputusan menaikkan harga BBM, hal tersebut diungkapkan pengamat ekonomi, Drajat Wibowo, dalam perbincangan 'Mencari Jalan Tengah dari Isu Kenaikan Harga BBM," bersama radioidola.FM, Senin (3/6).
"Selain karena karakter pemerintahan yang ragu-ragu, pemimpinnya juga ragu-ragu," ujar Drajat.
Drajat mengungkapkan, hingga kini, utang negara yang jatuh tempo mencapai 39.2 Miliar Dolar AS dan itu belum termasuk dengan utang pemerintah. Menurutnya, kenaikan harga BBM menjadi hal yang serius dan harus segera ditangani, selain utang negara yang terus menumpuk.
Kenaikan harga BBM diungkapkan Drajat sebenranya memiliki dampak pada perekonomian makro di Indonesia, "bank-bank kita akan stabil," ungkapnya. Kerugiannya jika harga BBM dinaikkan adalah infrastruktur yang terus dibangun hanya akan bisa dinikmati oleh para kontraktor dan politisi, "sementara nelayan semakin terpuruk," ujarnya.
Sementara, jika harga BBM tidak segera dinaikkan, maka pihak swasta akan kesulitan membayar utang. Drajat berpendapat, kenaikan harga BBM bisa diterapkan kepada orang-orang tertentu atau masyarakat berpenghasilan menengah ke atas.
"Jika kenaikan harga BBM segera diterapkan oleh pemerintah, dan program BLSM dijalankan, maka rumah tangga negara harus menghitung ulang perekonomian," tegasnya.
( Maya / CN19 / SMNetwork ) sumber dari : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2013/06/03/159426/Kenaikan-Harga-BBM-Berdampak-pada-Ekonomi-Makro-di-Indonesia
Comments