Jombang, NU Online
Pengasuh Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Sholahudin Wahid, menegaskan bahwa kurikulum pendidikan di pesantrennya selalu mengajari santri untuk bersikap toleran.
"Kami selalu beritahukan dan ajarkan santri untuk bersikap toleran, juga taat
pada negara," katanya di Jombang, Kamis, menanggapi adanya salah seorang alumni pondok tersebut yang diduga terkait dengan jaringan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Gus Sholah, sapaan akrab KH Sholahudin Wahid, ini juga mengatakan, di pesantren juga sering mengadakan pertemuan yang membahas tentang toleransi, menghormati orang lain. Selain itu, juga diajarkan bagaimana bersikap moderat.
"Kami sangat moderat, sering bertukar pikiran, dialog," katanya.
Pihaknya menyayangkan adanya salah seorang santri yang diduga alumni PP Tebuireng, Jombang, yang diduga terlibat jaringan radikal ISIS. Ia diketahui bernama Saiful Priatna.
Gus Sholah mengakui ada santri dengan nama itu pernah belajar di PP Tebuireng, Jombang, sekitar tahun 2000. Namun, ia hanya sebentar belajar, sekitar satu tahun lalu keluar.
Pihaknya menyebut, dalam rentang waktu yang cukup lama, sampai 13 tahun, bisa saja seorang santri berubah, salah satunya karena terpengaruh lingkungan tempat ia berada.
Adik almarhum KH Abdurrahmah wahid ini juga menyayangkan jika yang ditangkap itu benar alumni PP Tebuireng. Saat ini, pengurus di pondok diintensifkan untuk memberikan pemahaman terkait dengan Islam yang benar. PP Tebuireng juga sudah berkomitmen untuk menolak adanya jaringan ISIS, termasuk alumni pondok.
"Kami sayangkan dia mudah sekali seandainya benar (terlibat jaringan kelompok radikal ISIS). Tapi, namanya pengaruh dari luar, sulit untuk menetralisir semua," katanya. (antara/mukafi niam)
Pengasuh Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Sholahudin Wahid, menegaskan bahwa kurikulum pendidikan di pesantrennya selalu mengajari santri untuk bersikap toleran.
"Kami selalu beritahukan dan ajarkan santri untuk bersikap toleran, juga taat
pada negara," katanya di Jombang, Kamis, menanggapi adanya salah seorang alumni pondok tersebut yang diduga terkait dengan jaringan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Gus Sholah, sapaan akrab KH Sholahudin Wahid, ini juga mengatakan, di pesantren juga sering mengadakan pertemuan yang membahas tentang toleransi, menghormati orang lain. Selain itu, juga diajarkan bagaimana bersikap moderat.
"Kami sangat moderat, sering bertukar pikiran, dialog," katanya.
Pihaknya menyayangkan adanya salah seorang santri yang diduga alumni PP Tebuireng, Jombang, yang diduga terlibat jaringan radikal ISIS. Ia diketahui bernama Saiful Priatna.
Gus Sholah mengakui ada santri dengan nama itu pernah belajar di PP Tebuireng, Jombang, sekitar tahun 2000. Namun, ia hanya sebentar belajar, sekitar satu tahun lalu keluar.
Pihaknya menyebut, dalam rentang waktu yang cukup lama, sampai 13 tahun, bisa saja seorang santri berubah, salah satunya karena terpengaruh lingkungan tempat ia berada.
Adik almarhum KH Abdurrahmah wahid ini juga menyayangkan jika yang ditangkap itu benar alumni PP Tebuireng. Saat ini, pengurus di pondok diintensifkan untuk memberikan pemahaman terkait dengan Islam yang benar. PP Tebuireng juga sudah berkomitmen untuk menolak adanya jaringan ISIS, termasuk alumni pondok.
"Kami sayangkan dia mudah sekali seandainya benar (terlibat jaringan kelompok radikal ISIS). Tapi, namanya pengaruh dari luar, sulit untuk menetralisir semua," katanya. (antara/mukafi niam)
Comments